Nasional
Nasdem tak Ingin Anies ‘Kawin Paksa’
Nasdem ingin agar Anies dan cawapresnya memiliki chemistry atau ikatan emosional yang baik.
YOGYAKARTA -- Partai Nasdem tidak ingin bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan melakukan ‘kawin paksa’ dalam penentuan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024. Nasdem ingin agar Anies dan cawapresnya memiliki chemistry atau ikatan emosional yang baik.
"Kami tak ingin kawin paksa, kami tentu ingin chemistry-nya terbangun itu yang kita dorong," ujar Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya kepada Republika, di Yogyakarta, Senin (31/10).
Karena itu, Nasdem menyerahkan sepenuhnya kepada Anies untuk memutuskan siapa cawapres yang ia pilih. Nasdem juga tidak memberikan tenggat waktu bagi Anies Baswedan untuk segera memutuskan cawapres.
"Nasdem komitmen dengan apa yang sudah di-declare-kan oleh Pak Surya, Pak Anies silakan memilih dan menentukan wakilnya. At the end, tentu, keputusan itu ada di tangan capres," kata dia.
Namun, ia mengatakan, Nasdem berharap Anies mempertimbangkan tiga hal dalam menentukan cawapres. Pertama, sosok dengan memiliki daya ungkit baik secara elektoral atau pun secara kewilayahan.
Kedua, yaitu capres-cawapres diharapkan bisa berkomunikasi dan mensolidkan partai. Kriteria ketiga, yaitu memiliki kapasitas terhadap pemerintahan nanti. "Kami ingin kan ini jadi dwitunggal," ucapnya.
Ia menambahkan, Nasdem menghormati langkah PKS yang menawarkan Ahmad Heryawan (Aher) dan Demokrat yang menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
"Itu mekanisme masing-masing partai ya. Jadi tentu sejauh ini, ini masih dinamis dan tidak tertutup kemungkinan dari luar partai, toh kita ingin menjadikan ini duet yang luar biasa" ujar dia.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman mengungkapkan sejumlah alasan PKS menyodorkan nama Aher. Pertama, Aher merupakan sosok yang cukup dikenal di Jawa Barat sehingga bisa meraup suara di wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak itu. "Jawa Barat jumlahnya cukup besar," kata dia.
Selain itu, Aher pernah menjabat sebagai gubernur Jawa Barat dua periode yang menjadikannya memiliki nilai lebih dalam memimpin pemerintahan. Kendati demikian, Nasdem, PKS, dan Demokrat telah sepakat untuk menyerahkan cawapres ke Anies. "Iya pada akhirnya gitu (kembali ke Anies). Yang penting kesepakatan mekanismenya sudah," ucapnya.
Juru bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan, rencana koalisi dengan Nasdem dan Partai Demokrat mengusung kesetaraan atau equal partnership. “Setiap partai berhak mengajukan usulannya untuk dibahas bersama secara rasional dan objektif di tim kecil," ujar Kholid.
Meski mengusulkan Aher, PKS tetap membuka ruang komunikasi dengan Nasdem dan Demokrat agar menghasilkan kesepakatan soal cawapres. “PKS komitmen untuk duduk bersama,” kata dia.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, partainya, Nasdem, dan PKS masih membahas mekanisme penentuan pasangan capres-cawapres. Selain itu, ketiga partai belum memutuskan waktu deklarasi koalisi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Literasi Keuangan Perlu Ditingkatkan
Pada September 2022, dana nasabah anak usia dini BSI meningkat 22,96 persen (yoy).
SELENGKAPNYAKementerian BUMN Dorong Nelayan Ikut Program Solusi
Erick menyempatkan melihat aktivitas ibu rumah tangga Tambak Loro yang tergabung dalam program PNM Mekaar.
SELENGKAPNYAAngkasa Pura Siap Hadapi KTT G-20
Penerbangan komersial di Bandara Bali akan dilakukan penyesuaian jadwal.
SELENGKAPNYA